@kemalprabowo I'm an open book. I tell you everything. Every damn, embarrassing thing. Bandung, Indonesia
Saturday, 16 November 2013
Tuesday, 6 August 2013
PRAKTIKUM FIS100 2013 (Tambahan Bab Baru)
INI DIA REVISI BAB BARU DI PRAKTIKUM FISIKA 100, BAB YANG BARU INI TIDAK JAUH BERBEDA DENGAN BAB SEBELUMNYA HANYA BEDA SAAT PRAKTIKNYA SAJA DENGAN PRINSIP FISIKA YANG SAMA.
sebelum memasuki praktikum biasanya dimulai dengan doa dan lanjut KUIS..
selama KUIS mahasiswa tidak usah khawatir dengan soal susah dan panjang lebar..
di fisika, kuis selama praktikum ini tidak sepenuhnya berhubungan dengan lab. bisa saja diluar praktikum (soal bonus dll). oleh karena itu belajar tidak usah terlalu serius. cukup dihayati dan dinikmati saja. dibandingkan dengan praktikum biologi dan kimia, dapat dibilang praktikum fisika ini cukup dan paling santai..
BAB I TEORI PENGUKURAN DAN KESALAHAN
untuk bab ini hanya diberikan materi oleh asprak yang bersangkutan. cara perhitungan dan pengolahan data dengan menggunakan kalkulator.
oleh karena disarankan membawa KALKULATOR untuk praktikum bab ini dan BAB selanjutnya. (ex: rataan, standar deviasi, ragam dll).
dalam bab ini tidak ada penulisan laporan.
BAB II PENGUNAAN ALAT-ALAT UKUR
bab ini sudah mulai menggunakan alat ukur seperti jangka sorong dan mikrometer sekrup yang digunakan untuk mengukur panjang dan diameter silinder kayu atau logam yang disediakan.
selama pembahasan, yang paling disinggung dalam bab ini adalah ketidakpastian selama pengukuran. ketidakpastian disebabkan oleh beberapa faktor saat melakukan praktikum di lab. hasil data yang diperoleh pun sebaiknya dinyatakan dengan notasi ± atau menggunakan jumlah angka signifikan. 1/2 nst dari jangka sorong adalah 0,001 sedangkan 1/2 nst dari mikrometer sekrup adalah 0,0005. nst merupakan nilai skala terkecil yang dijelaskan pada bab 1 sebelumnya(baca modul panduan praktikum). kesalahan yang terjadi tidak hanya dari kesahan kalibrasi dan titik nol, namun juga dapat disebabkan oleh keterampilan masing-masing individu dalam melakukan pengukruan.
untuk mahasiswa biasanya bingung dalam menentukan daftar pustaka, saya lampirkan beberapa dapus yang dapat kalian pelajari atau copas saja karena tidak mau ambil pusing.. (mahasiswa terampil hanya kenal CTRL+C dan CTRL V ) =D
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. Aserway, raymond dan jerry S. 2003. college Physics International Student Sixth. canada: Thomson Brooks cole
3. Tim penyusun. 2010. Modul Praktikum Fisika Tingkat Persiapan Bersama.Bogor:IPB
bagaimana dengan daftar pustaka dari web, wikipedia, dan blog,? boleh saja tergantung dari kesepakatan asprak tertentu nantinya.
maksimal daftar pustaka? biasanya standar asprak minimal 3 buah sumber
BAB III PERCEPATAN GERAK PADA BIDANG MIRING
bab ini lumayan sederhana. Tujuannya untuk mencari percepatan kereta dengan menggunakan beban. Beban yang dimaksudkan untuk menghindari efek gesekan yang besar saat kereta menuruni bidang miring. Sehingga error yang didapatkan saat pengolahan data nanti cukup kecil. (bukan berarti error yang didapatkan >50%, praktikum benar-benar salah. Tidak masalah error besar, asalkan dibahas di pembahasannya nanti) alat yang dibutuhkan, selama praktikum adalah
1.kereta
2. stopwatch
3.papan statip
kesalahan yang sering terjadi adalah keterampilan setiap praktikan diuji dalam mengolah data. dalam pengolahan data bilangan angka penting sangat diperhatikan. selebihnya anda dapat membahasnya lenbih lanjut, diantaranya :
a. Kesalahan praktikan tidak menaruh beban saat praktikum, sehingga efek gesekan sangatlah besar.
b. Lintasan yang dicatat tidak akurat (bergantung pada xo dan xt).
c. Hal yang paling sering terjadi kesalahan adalah penggunaan stopwatch yang tidak tepat dan akurat saat kereta sampai di bagian bawah bidang miring.(tombol beberapa stopwatch juga menjadi kendala, karena buatan china itu agak keras tombolnya, heeh).
untuk dapus:
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
4. Aserway, raymond dan jerry S. 2003. college Physics International Student Sixth. canada: Thomson Brooks cole
5. Tim penyusun. 2010. Modul Praktikum Fisika Tingkat Persiapan Bersama.Bogor:IPB
BAB IV HUKUM II NEWTON
bab ini banyak mengaplikasikan HUKUM II NEWTON. percepatan sebuah benda yang diberi gaya adalah sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. pembahasan mengacu pada data yang didapatkan seperti berat benda dan berapa kecepatan gravitasi yang didapatkan dalam SI. membahas ketelitian data yang diadapat. Jangan takut jika ketelitian data kecil, tulis saja pada buku laporan anda jika hasilnya memang kecil. namun di pembahasan bahas tuntas kenapa ketelitiannya menjadi kecil dan faktor apa yang mengakibatkan ketelitian menjadi kecil. jabarkan secara terperinci.
Kesalahan yang sering terjadi:
a. Lintasan yang dicatat tidak akurat (bergantung pada xo dan xt).
b. Hal yang paling sering terjadi kesalahan adalah penggunaan stopwatch yang tidak tepat dan akurat saat kereta sampai di bagian bawah bidang miring.(tombol beberapa stopwatch juga menjadi kendala, karena buatan china itu agak keras tombolnya, heeh).
c. saat menggantungkan beban diujung, beban sampai di lantai terlebih dahulu. Sehingga pencatatan waktu menjadi tidak akurat.
d. Medan magnet pada pangkal xo dan xt. Juga berpengaruh saat mencatat data.
dapus:
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
BAB V GERAK MENGGELINDING PADA BIDANG MIRING
Bab ini tidak berbeda jauh dengan praktikum hukum newton, dengan hukum kekekalan energi kita dapat menentukan momen inersia suatu benda.
Ketika di lab, assisten praktikum akan menentukan benda inersia apa saja yang akan digunakan yaitu bola pejal, silender pejal dan silinder berrongga.
Selama praktikum nanti, lab akan dipenuhi oleh suatu benturan-benturan keras (seperti suara pabrik). Oleh karenanya, usahakan benda tidak sampai jatuh ke lantai. Karena lantainya bisa seketika pecah saat menerima beban yang dibilang lumayan berat ini.
Kesalahan:
1. Saat benda ditaruh di puncak bidang miring lintasan menurunnya tidaklah stabil (dalam garis lurus). Sehingga membuat lintasan yang tidak ideal dan berpengaruh kepada perhitungan inersia.
2. Penggunakan stopwatch yang tidak teliti.
Daftar pustaka
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
BAB VI HUKUM ARCHIMEDES
BAB yang memerlukan konsentrasi tinggi. karena bab ini memerlukan waktu yang relatif lebih lama (biasanya). tujuannya untuk mencari kerapatan benda padat dan cair dengan menggunakan hukum archimedes. Ada 3 percobaan yang dilakukan.
1. mengukur diamter dan tinggi silinder logam, mengukur tebal kayu dan keping gelas. kemudian menimbang beratnya dengan nerace teknis.
2. mengisi becana kaca dengan air, kemudian menggantung silinder logam pada lengan timbangan dengan seutas benang nilon., catat datanya.
3. balok kayu digantung (kerapatannya lebih kecil dari air) dan pembenam. catat skala timbangan sebagai m1, kemudia balok kayu dan pembenam seluruhnya tercelup di air dan catat sebagai m2.
ketelitian yang dicapai oleh mahasiswa biasanya beragam, jika beragam bahas pembahasan yng diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu landasan yang bergetar(tiang statis), timbanga yang kurang teliti dan keterampilan itu sendiri..
Daftar pustaka
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
BAB VII HUKUM OHM DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
rangkaian listrik terutama resistor dalam bab ini diukur menggunakan teori gelang warna dan rumus hukum ohm (jika paralel dan seri).
dalam pelaksanaannya, diberika 1 resistor dengan 4 warna yang berbeda. cirinya 3 warna yang berdekatan merupakan besar resistor dan 1 warna yang agak berjauhan merupakan toleransi (hanya warna emas, silver dan tidak berwarna)
Hukum Ohm merupakan R=V/I dimana R=hambatan, V(tegangan) dan I(arus).
resistor dinamakan hambatan karena jika suatu rangkaian listrik diberi resistor maka arusnya akan mengecil. jika hambatan semakin besar makan nilai arus akan menuju 0. Harus diingat Amperemeter yang digunakan untuk menghitung arus dalam rangkaian selalu dipasang SERI terhadap resistor, sedangakan Voltmeter untuk mengukur besar tegangan dalam rangkaian selalu dipasang PARALEL terhadap resistor.
untuk percobaan Gaya gerak Magnet, arus listrik yang muncul karena perubahan fluks magnet. saat batang magnet utara dimasukkan ke dalam kumparan maka jarum akan menunjukkan ke kiri , sedangkan magnet Utara dikeluarkan dari kumparan jarum akan menunjukkan ke arah kanan. dan sebaliknya untuk selatan.
proses yang terjadi selama dimasukkan magnet adalah jumlah garis gaya magnet yang bertambah banyak didalam kumparan, bertambahnya garis gaya ini menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan yang menyebabkan arus litrik mengalir menggerakan jarum galvanometer.
Kesalahan selam praktium yang sering terjadi adalah keterampilan penganmat yang tidak fokus.
Daftar Pustaka:
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
3. Mulyadi,Memet. 2009. Induksi Elektromagnetik (materi IPA kelas 9 SMP).[terhubung berkala].www.memetmulyadi.wordpress.com.
8 desember 2010
4. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
BAB X PEMBIASAN DAN PEMANTULAN
bab terakhir ini, bab yang penulisan laporannya on the spot(biasanya) atau langsung dikumpulkan hr itu juga.
praktikan harus memahami isi dari hukum snellius terlebih dahulu dimana,
Hukum Snellius I
Adapun bunyi Hukum Snellius I adalah :
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang datar.”
Hukum Snellius II
Adapun bunyi Hukum Snellius II adalah :
“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai konstanta dinamakan indeks bias(n).”
perlu diketahui juga indek bias akan semakin besar seiiring dengan kerapatan yang meningkat. untuk udara= 1, air=1.33 dan kaca=1.5
sehingga jika cahaya dari udara memasuki medium yang indeks biasnya biasnya rapat maka sinar biasnya akan semakin merapat dengan garis normal dan sebaliknya.
kesalahan yang sering terjadi adalah, alat yang sudah lama untuk pengukuran indeks bias air. karena angka yang sudah kabur. serta kekeruhan air mempengaruhi perhitungan indeks bias air. untuk indeks bias kaca kesalahan yang sering terjadi pada keterampilan praktikan itu sendiri.
daftar pustaka.
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
Thursday, 20 June 2013
A Photon’s Universe
Special relativity gives us the famous formula that tells us energy can be equated to mass: e=mc^2, where e is energy, m is an object’s mass, and c is the speed of light in a vacuum—the maximum speed limit of the universe. Basically, this simple equation tells us that the faster an object travels, the more massive it becomes. As is approaches the speed of light, an object becomes more and more massive and so more and more energy is required to keep it in motion—which is why it’s impossible for anything with mass to reach the speed of light. Only the particles that carry light, photons, can travel at the speed of light—because they’re massless. Special relativity also tells us that time is relative to the observer. If Person A is standing still and observing Person B run a race, the time that elapses between the start and finish isn’t the same for both of them—time depends on the relative speeds of their reference frames. The faster you travel, the slower time goes for you—if you’re holding a clock, it will tick slower. The closer you are to the speed of light, the slower time ticks, and when you’re actually travelling at the speed of light, time won’t pass at all. Photons, therefore, don’t experience time. To us, light travel extremely fast, but it still takes time for it to travel (299,792,458 m/s)—but that’s relative to our reference frame; our place as an observer. To photons, they leave one place and arrive at their destination in the exact same instant. To photons, the universe begins and ends at the same time.
Saturday, 15 June 2013
Resiko Seorang Astronot
- Clément, G.; Hamilton, D.; Davenport, L.; Comet, B. 2010. Medical survey of European astronauts during Mir missions. Advances in Space Research, Volume 46, Issue 7, p. 831-839.
- Compton, W.D. 1989. Where No Man Has Gone Before: A History of Apollo Lunar Exploration Missions, NASA SP-4214 in the NASA History Series.
- Fitts, R.H., Trappe, S.W., Costill, D.L., Gallagher, P.M., Creer, A.C., Colloton, P.A., Peters, J.R., Romatowski, J.G., Bain, J.L., Riley, D.A. 2010. Prolonged Space Flight-Induced Alterations in the Structure and Function of Human Skeletal Muscle Fibres J Physiol
- Marchant, J. 2010. Space trips make us Weak at the Knees. New Scientist, 28 August 2010, pp.8-9
Bagi kita, yang membuat keren, elit atau hebat proses belajar itu adalah kita sendiri. Lakukan yang terbaik, terus belajar sungguh2, mencintai prosesnya, maka semua akan dengan sendirinya keren, elit dan hebat. Jadi jangan cemas memilih pendidikan masa depan.
Berangkatlah
melakukan perjalanan. Tengok banyak sudut dunia--meskipun dunia ini
bulat, jadi tdk ada sudutnya. Datangi banyak tempat, pelajari banyak
hal. Kita kadang salah paham dalam banyak, simply karena kita tidak
mengerti. Kita tidak tahu betapa indahnya sesuatu, simply karena kita
tidak mengenalnya dengan baik. Sesuatu yang istimewa itu boleh jadi
datang dari hal-hal penuh misteri. Dan kalau saya boleh bergurau,
peperangan dunia ini bisa berkurang banyak jika orang saling mengenal
dengan baik.
Berangkatlah! Jangan menatap dunia dari jendela
itu2 saja. Jika punya keterbatasan, lakukan dalam skala terbatas.
Menyisir kota, kampung tempat tinggal sendiri juga perjalanan melihat
dunia. Kita tidak bicara soal jumlah, jauh, seberapa banyak, kita bicara
tentang melihat dunia. Maka semoga itu bisa mencerahkan.
~ Darwis Tere Liye ~
Komputasi kuantum lebih dekat dari sebelumnya : Ilmuwan menggunakan laser untuk mendinginkan dan mengontrol molekul
- Yale University (2010, September 21). Quantum computing closer than ever: Scientists using lasers to cool and control molecules. ScienceDaily. Retrieved September 22, 2010, from http://www.sciencedaily.com /releases/2010/09/100921171349.htm
- E. S. Shuman, J. F. Barry, D. DeMille. Laser cooling of a diatomic molecule. Nature, 2010; DOI: 10.1038/nature09443
Tuesday, 11 June 2013
Segala sesuatu yang kita bisa lihat dan sentuh hanya membuat naik sekitar 5% dari alam semesta teramati, dan sisanya terdiri dari 70% energi gelap dan 25% materi gelap. Materi gelap adalah suatu bentuk hipotesis dari materi yang tidak memancarkan atau menyerap cahaya, panas atau energi, jadi kita tidak bisa "melihat" dalam cara yang normal-tapi kita bisa mendeteksi keberadaannya oleh interaksi gravitasi dengan materi yang terlihat. Pada 1930, para ilmuwan mengamati bahwa galaksi berputar lebih cepat daripada semestinya. Mereka harus telah terlempar terpisah, karena mereka tampaknya tidak memiliki cukup materi untuk menghasilkan tarikan gravitasi yang diperlukan untuk terus bersama-sama, sehingga para ilmuwan menyimpulkan bahwa harus ada jumlah besar massa tak terlihat. Kami juga dapat mendeteksi melalui efek gravitasi lensa, yang merupakan proses cahaya yang dibengkokkan dan terdistorsi oleh materi. Gambar di atas menunjukkan distribusi materi gelap di pusat galaksi cluster yang Abell 1689, 2,2 miliar tahun cahaya dari Bumi. Cahaya dari galaksi belakang Abell 1689 terdistorsi oleh materi gelap dalam cluster-itu seperti melihat sebuah shell di dasar laut, terdistorsi oleh riak di permukaan. Hingga sekarang belum tahu apa materi gelap terbuat dari apa, tetapi ada dua hipotesis populer: (MAssive Compact Halo Objects) atau WIMPs (Weakly Interacting Massive Particles), tipe yang sama sekali baru dibuat materi partikel dasar yg eksotis.
Wednesday, 27 February 2013
Sunday, 10 February 2013
PRAKTIKUM FISIKA (pembahasan dan kesalahan yg sering terjadi selama praktikum)
sebelum memasuki praktikum biasanya dimulai dengan doa dan lanjut KUIS..
selama KUIS mahasiswa tidak usah khawatir dengan soal susah dan panjang lebar..
di fisika, kuis selama praktikum ini tidak sepenuhnya berhubungan dengan lab. bisa saja diluar praktikum (soal bonus dll). oleh karena itu belajar tidak usah terlalu serius. cukup dihayati dan dinikmati saja. dibandingkan dengan praktikum biologi dan kimia, dapat dibilang praktikum fisika ini cukup dan paling santai..
BAB I TEORI PENGUKURAN DAN KESALAHAN
untuk bab ini hanya diberikan materi oleh asprak yg bersangkutan. cara perhitungan dan pengolahan data dengan menggunakan kalkulator.
oleh karena disarankan membawa KALKULATOR untuk praktikum bab ini dan BAB selanjutnya. (ex: rataan, standar deviasi, ragam dll).
dalam bab ini tidak ada penulisan laporan.
BAB II PENGUNAAN ALAT-ALAT UKUR
bab ini sudah mulai menggunakan alat ukur seperti jangka sorong dan mikrometer sekrup yang digunakan untuk mengukur panjang dan diameter silinder kayu atau logam yang disediakan.
selama pembahasan, yang paling disinggung dalam bab ini adalah ketidakpastian selama pengukuran. ketidakpastian disebabkan oleh beberapa faktor saat melakukan praktikum di lab. hasil data yang diperoleh pun sebaiknya dinyatakan dengan notasi ± atau menggunakan jumlah angka signifikan. 1/2 nst dari jangka sorong adalah 0,001 sedangkan 1/2 nst dari mikrometer sekrup adalah 0,0005. nst merupakan nilai skala terkecil yang dijelaskan pada bab 1 sebelumnya(baca modul panduan praktikum). kesalahan yang terjadi tidak hanya dari kesahan kalibrasi dan titik nol, namun juga dapat disebabkan oleh keterampilan masing-masing individu dalam melakukan pengukruan.
untuk mahasiswa biasanya bingung dalam menentukan daftar pustaka, saya lampirkan beberapa dapus yg dapat kalian pelajari atau copas saja karena tidak mau ambil pusing.. (mahasiswa terampil hanya kenal CTRL+C dan CTRL V ) =D
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. Aserway, raymond dan jerry S. 2003. college Physics International Student Sixth. canada: Thomson Brooks cole
3. Tim penyusun. 2010. Modul Praktikum Fisika Tingkat Persiapan Bersama.Bogor:IPB
bagaimana dengan daftar pustaka dari web, wikipedia, dan blog,? boleh saja tergantung dari kesepakatan asprak tertentu nantinya.
maksimal daftar pustaka? biasanya standar asprak minimal 3 buah sumber
BAB III KINEMATIKA GERAK LURUS BERATURAN DAN BERUBAH
bab ini paling sederhana dari sebelumnya. karena ketika duduk di lab, meja lab akan kosong tidak ada alat praktikum. karena bab ini hanya mengolah data saja dengan menggunakan kalkulator. keterampilan praktikan dapat diuji disini.Assisten akan memandu jalannya praktikum dengan memberikan 3 tabel data(biasanya) yaitu berupa GLB dan GLBB. Selanjutnya data tersebut diolah dengan menggunakan teknik regresi linear.
alat yg dibutuhkan, selama praktikum
1.kalkuilator
2. kertas grafik.
3.kertas HVS. biasanya penulisan laporan langsung ditempat (On The Spot) tetapi ada asprak yg membuatnya menjadi laporan mingguan.
persamaan linear yang sudah kita kenal adalah y=a+bx. pembahasan yang sering disinggung dalam baba ini, menjelaskan kembali apa itu kinematika, GLB dan GLBB, Kecepatan, kelajuan dan percepatan.. bagaimana bentuk ketiga grafik yang dihasilkan dari 3 tabel. serta apa aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. untuk aplikasi banyak sekali salah satunya
1. kereta dengan keceptan konstan pada rel,
2. pesawat yang melintas di udara dengan keceptan tetap,
3. mobil yang mula-mula bergerak lalu direm sehingga mengalami perlambatan dan berhenti,
4. motor yang mula-mula diam lalu di gas sehingga mengalami percepatan dan lainnya
kesalahan yang sering terjadi adalah keterampilan setiap praktikan diuji dalam mengolah data. dalam pengolahan data bilangan angka penting sangat diperhatikan. selebihnya anda dapat membahasnya lenbih lanjut.
untuk dapus:
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
4. Aserway, raymond dan jerry S. 2003. college Physics International Student Sixth. canada: Thomson Brooks cole
5. Tim penyusun. 2010. Modul Praktikum Fisika Tingkat Persiapan Bersama.Bogor:IPB
BAB IV DINAMIKA GERAK TRANSLASI DAN GAYA BERAT
bab ini banyak mengaplikasikan HUKUM II NEWTON. percepatan sebuah benda yang diberi gaya adalah sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. pembahasan mengacu pada data yang didapatkan seperti berat benda dan berapa keceptan gravitasi yg didapatkan dalam SI. membahas ketelitian data yang diadapat. Jangan takut jika ketelitian data kecil, tulis saja pada buku laporan anda jika hasilnya memang kecil. namun di pembahasan bahas tuntas kenapa ketelitiannya menjadi kecil dan faktor apa yang mengakibatkan ketelitian menjadi kecil. jabarkan secara terperinci.
dapus:
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
BAB V OSILASI GETARAN SELARAS
pengolahan data yg difokuskan disini adalah mencari nilai konstanta pegas (k). untuk grafik umumnya Periode kuadrat (T2)berbading lurus dengan 4π2m dimana m adalah sebuah massa benda. sifat elastisitas pegas pun bergantung pada massa beban yang digunakan. semakin berat elastisitas pegas semakin berkurang dan waktu yang diperlukan pun semakin lama. jika beban terus bertambah, maka pegas pun menjadi semakin tidak elastis dan hal ini menyebabkan getaran melemah atau bahkan tidak terjadi. oleh karena itu ada massa efektif pegas yaitu merupakan massa maksimum beban yang digunakan agar pegas masih bisa melakukan kerja secara efektif(sifat elastisitas masih ada dan terlihat jelas). apabila beban melebihi ,massa efektif, maka sifat elastisitas berkurang..
kemudian percobaan 1 yang menyebabkan ketelitian jauh dibawah 100% adalah keadaan pegas yang sudah tidak optimal, banyaknya getaran yang dihasilkan di sekeliling maja praktikum yang berpengaruh pada pergerakan pegas, kurang terampilnya pengamat dalam melakukan percobaan dan adanya kesalahan pada pembacaan skala pengukuran.
untuk percobaan kedua getaran selaras teredam karena adanya pengaruh hambatan udara dan gesekan pegas dengan kaca di luar pegas, maka pegas akan berhenti melakukan getaran(osilasi berhenti)
Daftar pustaka
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
BAB VI HUKUM ARCHIMEDES
BAB yang memerlukan konsentrasi tinggi. karena bab ini memerlukan waktu yg relatif lebih lama (biasanya). tujuannya untuk mencari kerapatan benda padat dan cair dengan menggunakan hukum archimedes. Ada 3 percobaan yang dilakukan.
1. mengukur diamter dan tinggi silinder logam, mengukur tebal kayu dan keping gelas. kemudian menimbang beratnya dengan nerace teknis.
2. mengisi becana kaca dengan air, kemudian menggantung silinder logam pada lengan timbangan dengan seutas benang nilon., catat datanya.
3. balok kayu digantung (kerapatannya lebih kecil dari air) dan pembenam. catat skala timbangan sebagai m1, kemudia balok kayu dan pembenam seluruhnya tercelup di air dan catat sebagai m2.
ketelitian yang dicapai oleh mahasiswa biasanya beragam, jika beragam bahas pembahasan yng diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu landasan yang bergetar(tiang statis), timbanga yg kurang teliti dan keterampilan itu sendiri..
Daftar pustaka
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
BAB VII HUKUM OHM DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
rangkaian listrik terutama resistor dalam bab ini diukur menggunakan teori gelang warna dan rumus hukum ohm (jika paralel dan seri).
dalam pelaksanaannya, diberika 1 resistor dengan 4 warna yg berbeda. cirinya 3 warna yg berdekatan merupakan besar resistor dan 1 warna yg agak berjauhan merupakan toleransi (hanya warna emas, silver dan tidak berwarna)
Hukum Ohm merupakan R=V/I dimana R=hambatan, V(tegangan) dan I(arus).
resistor dinamakan hambatan karena jika suatu rangkaian listrik diberi resistor maka arusnya akan mengecil. jika hambatan semakin besar makan nilai arus akan menuju 0. Harus diingat Amperemeter yang digunakan untuk menghitung arus dalam rangkaian selalu dipasang SERI terhadap resistor, sedangakan Voltmeter untuk mengukur besar tegangan dalam rangkaian selalu dipasang PARALEL terhadap resistor.
untuk percobaan Gaya gerak Magnet, arus listrik yang muncul karena perubahan fluks magnet. saat batang magnet utara dimasukkan ke dalam kumparan maka jarum akan menunjukkan ke kiri , sedangkan magnet Utara dikeluarkan dari kumparan jarum akan menunjukkan ke arah kanan. dan sebaliknya untuk selatan.
proses yang terjadi selama dimasukkan magnet adalah jumlah garis gaya magnet yang bertambah banyak didalam kumparan, bertambahnya garis gaya ini menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan yang menyebabkan arus litrik mengalir menggerakan jarum galvanometer.
Kesalahan selam praktium yang sering terjadi adalah keterampilan penganmat yang tidak fokus.
Daftar Pustaka:
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
3. Mulyadi,Memet. 2009. Induksi Elektromagnetik (materi IPA kelas 9 SMP).[terhubung berkala].www.memetmulyadi.wordpress.com.
8 desember 2010
4. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
BAB VIII PEMUAIAN LINEAR
bab ini memfokuskan pada pengukuran koefisien muai panjang suatu logam.. artinya bab ini memakan waktu cukup lama selama praktikum..
kebanyakan logam akan memuai ketika dipanaskan sampai suhu di bawah suhu perubahan fasa, pemuaian yang terjadi biasanya berubahnya L(panjang), A(luas) dan V(volume)
semua perhitungan sesuai dengan rumus pemuaian yang telah kita ketahui. sehingga dapat dicari nilai alpha(koefisiem muai panjang/koefisien muai linear). data yang dibahas biasanya keteliatian dan ketepatan selama praktikum yang didapatkan. untuk kesalahan alat sepertinya tidak terlalu sering terjadi.
Daftar pustaka.
1. Adit.2008.Suhu dan Pemuaian Suatu Zat.[terhubung berkala].www.klikbelajar .com. 1 Desember 2010
2. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
BAB IX KALORIMETER
Menentukan kalor jenis suatu logam dalam bab ini, lalu dibandingkan nilai kalor jenis logam pada literatur. diantaranya:
Ctembaga=0.093 cal/gC Calumunium= 0.217cal/gC
Cbesi= 0.113 cal/gC
persaamaan asas black dapat diterapkan pada kalorimeter. setiap benda memliki kalor jenis yang berbeda. kalor jenis merupakan sumber panas yang diperlukan oleh 1 gram zat untuk meningkatkan suhunys sebesar 1C. selain kalor jenis adapula yang dinamakan kalor laten. kalor laten merupakan banyaknya tambahan kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat dala wujud tertentu ke wujud lainnya. kalor laten termasuk didalamnya kalor peleburan (padat menjadi cair) dan kalor penguapan (cair menjadi gas). Biasanya selama praktikum kalor jenis yang didapatkan sedikit berbeda dengan yang ada pada literatur dan hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi alat yang digunakan dan kecekatan pengamat. pelepasan kalor ke lingkungan juga yang menjadikan datakurang akurat.
Daftar Pustaka
1. Giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
BAB X PEMBIASAN DAN PEMANTULAN
bab terakhir ini, bab yang penulisan laporannya on the spot(biasanya) atau langsung dikumpulkan hr itu juga.
praktikan harus memahami isi dari hukum snellius terlebih dahulu dimana,
Hukum Snellius I
Adapun bunyi Hukum Snellius I adalah :
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang datar.”
Hukum Snellius II
Adapun bunyi Hukum Snellius II adalah :
“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai konstanta dinamakan indeks bias(n).”
perlu diketahui juga indek bias akan semakin besar seiiring dengan kerapatan yg meningkat. untuk udara= 1, air=1.33 dan kaca=1.5
sehingga jika cahaya dari udara memasuki medium yg indeks biasnya biasnya rapat maka sinar biasnya akan semakin merapat dengan garis normal dan sebaliknya.
kesalahan yang sering terjadi adalah, alat yang sudah lama untuk pengukuran indeks bias air. karena angka yang sudah kabur. serta kekeruhan air mempengaruhi perhitungan indeks bias air. untuk indeks bias kaca kesalahan yang sering terjadi pada keterampilan praktikan itu sendiri.
daftar pustaka.
1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga
2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga
3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga
Tuesday, 5 February 2013
Fisika Umum (Tingkat Persiapan Bersama)
untuk mempelajari fisika di perkuliahan dengan baik, tidak cukup hanya di kelas saja, ada baiknya menyediakan waktu luang sendiri untuk mempelajarii materi perkuliahan dan mendapatkan nilai yg bagus.. silahkan mendownload materi di bawah ini.
MATERI UTS
MATERI UAS
untuk kumpulan-kumpulan soal bisa diunduh disini..