Pages

Saturday 16 November 2013

Untuk Praktikum FIS100 saya berpikir keras apakah musti sy posting tentang Tugas Pendahuluan lengkap praktikum di blog ini dan tugas kuliah yang diberikan di kelas.. tp "Kalau segala sesuatu mudah didapatkan, darimana kita belajar berjuang?? " perjuangan dalam mengerjakan TP ini tidak akan sia-sia, ingat nilai bukan segalanya, tapi segalanya butuh Nilai..

Tuesday 6 August 2013

PRAKTIKUM FIS100 2013 (Tambahan Bab Baru)

INI DIA REVISI BAB BARU DI PRAKTIKUM FISIKA 100, BAB YANG BARU INI TIDAK JAUH BERBEDA DENGAN BAB SEBELUMNYA HANYA BEDA SAAT PRAKTIKNYA SAJA DENGAN PRINSIP FISIKA YANG SAMA.

sebelum memasuki praktikum biasanya dimulai dengan doa dan lanjut KUIS..

selama KUIS mahasiswa tidak usah khawatir dengan soal susah dan panjang lebar..

di fisika, kuis selama praktikum ini tidak sepenuhnya berhubungan dengan lab. bisa saja diluar praktikum (soal bonus dll). oleh karena itu belajar tidak usah terlalu serius. cukup  dihayati dan dinikmati saja. dibandingkan dengan praktikum biologi dan kimia, dapat dibilang praktikum fisika ini cukup dan paling santai..

BAB I TEORI PENGUKURAN DAN KESALAHAN

untuk bab ini hanya diberikan materi oleh asprak yang bersangkutan. cara perhitungan dan pengolahan data dengan menggunakan kalkulator.

oleh karena disarankan membawa KALKULATOR untuk praktikum bab ini dan BAB selanjutnya. (ex: rataan, standar deviasi, ragam dll).

dalam bab ini tidak ada penulisan laporan.

BAB II PENGUNAAN ALAT-ALAT UKUR

bab ini sudah mulai menggunakan alat ukur seperti jangka sorong dan mikrometer sekrup yang digunakan untuk mengukur panjang dan diameter silinder kayu atau logam yang disediakan.

selama pembahasan, yang paling disinggung dalam bab ini adalah ketidakpastian selama pengukuran. ketidakpastian disebabkan oleh beberapa faktor saat melakukan praktikum di lab. hasil data yang diperoleh pun sebaiknya dinyatakan dengan notasi ± atau menggunakan jumlah angka signifikan. 1/2 nst dari jangka sorong adalah 0,001 sedangkan 1/2 nst dari mikrometer sekrup adalah 0,0005. nst merupakan nilai skala terkecil yang dijelaskan pada bab 1 sebelumnya(baca modul panduan praktikum). kesalahan yang terjadi tidak hanya dari kesahan kalibrasi dan titik nol, namun juga dapat disebabkan oleh keterampilan masing-masing individu dalam melakukan pengukruan.

untuk mahasiswa biasanya bingung dalam menentukan daftar pustaka, saya lampirkan beberapa dapus yang dapat kalian pelajari atau copas saja karena tidak mau ambil pusing.. (mahasiswa terampil hanya kenal CTRL+C dan CTRL V )  =D

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. Aserway, raymond dan jerry S. 2003. college Physics International Student Sixth. canada: Thomson Brooks cole

3. Tim penyusun. 2010. Modul Praktikum Fisika Tingkat Persiapan Bersama.Bogor:IPB

bagaimana dengan daftar pustaka dari web, wikipedia, dan blog,? boleh saja tergantung dari kesepakatan asprak tertentu nantinya.

maksimal daftar pustaka? biasanya standar asprak minimal 3 buah sumber

BAB III PERCEPATAN GERAK PADA BIDANG MIRING

bab ini lumayan sederhana. Tujuannya untuk mencari percepatan kereta dengan menggunakan beban. Beban yang dimaksudkan untuk menghindari efek gesekan yang besar saat kereta menuruni bidang miring. Sehingga error yang didapatkan saat pengolahan data nanti cukup kecil. (bukan berarti error yang didapatkan >50%, praktikum benar-benar salah. Tidak masalah error besar, asalkan dibahas di pembahasannya nanti) alat yang dibutuhkan, selama praktikum adalah

1.kereta

2. stopwatch

3.papan statip

kesalahan yang sering terjadi adalah keterampilan setiap praktikan diuji dalam mengolah data. dalam pengolahan data bilangan angka penting sangat diperhatikan. selebihnya anda dapat membahasnya lenbih lanjut, diantaranya :

a. Kesalahan praktikan tidak menaruh beban saat praktikum, sehingga efek gesekan sangatlah besar.

b. Lintasan yang dicatat tidak akurat (bergantung pada xo dan xt).

c. Hal yang paling sering terjadi kesalahan adalah penggunaan stopwatch yang tidak tepat dan akurat saat kereta sampai di bagian bawah bidang miring.(tombol beberapa stopwatch juga menjadi kendala, karena buatan china itu agak keras tombolnya, heeh).

untuk dapus:

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga

4. Aserway, raymond dan jerry S. 2003. college Physics International Student Sixth. canada: Thomson Brooks cole

5. Tim penyusun. 2010. Modul Praktikum Fisika Tingkat Persiapan Bersama.Bogor:IPB

BAB IV HUKUM II NEWTON

bab ini banyak mengaplikasikan HUKUM II NEWTON. percepatan sebuah benda yang diberi gaya adalah sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. pembahasan mengacu pada data yang didapatkan seperti berat benda dan berapa kecepatan gravitasi yang didapatkan dalam SI. membahas ketelitian data yang diadapat. Jangan takut jika ketelitian data kecil, tulis saja pada buku laporan anda jika hasilnya memang kecil. namun di pembahasan bahas tuntas kenapa ketelitiannya menjadi kecil dan  faktor apa yang mengakibatkan ketelitian menjadi kecil. jabarkan secara terperinci.

Kesalahan yang sering terjadi:

a. Lintasan yang dicatat tidak akurat (bergantung pada xo dan xt).

b. Hal yang paling sering terjadi kesalahan adalah penggunaan stopwatch yang tidak tepat dan akurat saat kereta sampai di bagian bawah bidang miring.(tombol beberapa stopwatch juga menjadi kendala, karena buatan china itu agak keras tombolnya, heeh).

c. saat menggantungkan beban diujung, beban sampai di lantai terlebih dahulu. Sehingga pencatatan waktu menjadi tidak akurat.

d. Medan magnet pada pangkal xo dan xt. Juga berpengaruh saat mencatat data.

dapus:

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

BAB V GERAK MENGGELINDING PADA BIDANG MIRING

Bab ini tidak berbeda jauh dengan praktikum hukum newton, dengan hukum kekekalan energi kita dapat menentukan momen inersia suatu benda.

Ketika di lab, assisten praktikum akan menentukan benda inersia apa saja yang akan digunakan yaitu bola pejal, silender pejal dan silinder berrongga.

Selama praktikum nanti, lab akan dipenuhi oleh suatu benturan-benturan keras (seperti suara pabrik). Oleh karenanya, usahakan benda tidak sampai jatuh ke lantai. Karena lantainya bisa seketika pecah saat menerima beban yang dibilang lumayan berat ini.

Kesalahan:

1. Saat benda ditaruh di puncak bidang miring lintasan menurunnya tidaklah stabil (dalam garis lurus). Sehingga membuat lintasan yang tidak ideal dan berpengaruh kepada perhitungan inersia.

2. Penggunakan stopwatch yang tidak teliti.

Daftar pustaka

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga

BAB VI HUKUM ARCHIMEDES

BAB yang memerlukan konsentrasi tinggi. karena bab ini memerlukan waktu yang relatif lebih lama (biasanya). tujuannya untuk mencari kerapatan benda padat dan cair dengan menggunakan hukum archimedes. Ada 3 percobaan yang dilakukan.

1. mengukur diamter dan tinggi silinder logam, mengukur tebal kayu dan keping gelas. kemudian menimbang beratnya dengan nerace teknis.

2. mengisi becana kaca dengan air, kemudian menggantung silinder logam pada lengan timbangan dengan seutas benang nilon., catat datanya.

3. balok kayu digantung (kerapatannya lebih kecil dari air) dan pembenam. catat skala timbangan sebagai m1, kemudia balok kayu dan pembenam seluruhnya tercelup di air dan catat sebagai m2.

ketelitian yang dicapai oleh mahasiswa biasanya beragam, jika beragam bahas pembahasan yng diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu landasan yang bergetar(tiang statis), timbanga yang kurang teliti dan keterampilan itu sendiri..

Daftar pustaka

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga

BAB VII HUKUM OHM DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

rangkaian listrik terutama resistor dalam bab ini diukur menggunakan teori gelang warna dan rumus hukum ohm (jika paralel dan seri).

dalam pelaksanaannya, diberika 1 resistor dengan 4 warna yang berbeda. cirinya 3 warna yang berdekatan merupakan besar resistor dan 1 warna yang agak berjauhan merupakan toleransi (hanya warna emas, silver dan tidak berwarna)

clip_image001

Hukum Ohm merupakan R=V/I dimana R=hambatan, V(tegangan) dan I(arus).

resistor dinamakan hambatan karena jika suatu rangkaian listrik diberi resistor maka arusnya akan mengecil. jika hambatan semakin besar makan nilai arus akan menuju 0. Harus diingat Amperemeter yang digunakan untuk menghitung arus dalam rangkaian selalu dipasang SERI terhadap resistor, sedangakan Voltmeter untuk mengukur besar tegangan dalam rangkaian selalu dipasang PARALEL terhadap resistor.

untuk percobaan Gaya gerak Magnet, arus listrik yang muncul karena perubahan fluks magnet. saat batang magnet utara dimasukkan ke dalam kumparan maka jarum akan menunjukkan ke kiri , sedangkan magnet Utara dikeluarkan dari kumparan jarum akan menunjukkan ke arah kanan. dan sebaliknya untuk selatan.

proses yang terjadi selama dimasukkan magnet adalah jumlah garis gaya magnet  yang bertambah banyak didalam kumparan, bertambahnya garis gaya ini menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan yang menyebabkan arus litrik mengalir menggerakan jarum galvanometer.

Kesalahan selam praktium yang sering terjadi adalah keterampilan penganmat yang tidak fokus.

Daftar Pustaka:

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

3. Mulyadi,Memet. 2009. Induksi Elektromagnetik (materi IPA kelas 9 SMP).[terhubung berkala].www.memetmulyadi.wordpress.com.

    8  desember 2010

4. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga

BAB X PEMBIASAN DAN PEMANTULAN

bab terakhir ini, bab yang penulisan laporannya on the spot(biasanya) atau langsung dikumpulkan hr itu juga.

praktikan harus memahami isi dari hukum snellius terlebih dahulu dimana,

Hukum Snellius I

Adapun bunyi Hukum Snellius I adalah :

“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang datar.”

clip_image003

Hukum Snellius II

Adapun bunyi Hukum Snellius II adalah :

“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai konstanta dinamakan indeks bias(n).”

clip_image005

perlu diketahui juga indek bias akan semakin besar seiiring dengan kerapatan yang meningkat. untuk udara= 1, air=1.33 dan kaca=1.5

sehingga jika cahaya dari udara memasuki medium yang indeks biasnya biasnya rapat maka sinar biasnya akan semakin merapat dengan garis normal dan sebaliknya.

kesalahan yang sering terjadi adalah, alat yang sudah lama untuk pengukuran indeks bias air. karena angka yang sudah kabur. serta kekeruhan air mempengaruhi perhitungan indeks bias air. untuk indeks bias kaca kesalahan  yang sering terjadi pada keterampilan praktikan itu sendiri.

daftar pustaka.

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga

Thursday 20 June 2013

A Photon’s Universe

 

 

 

Special relativity gives us the famous formula that tells us energy can be equated to mass: e=mc^2, where e is energy, m is an object’s mass, and c is the speed of light in a vacuum—the maximum speed limit of the universe. Basically, this simple equation tells us that the faster an object travels, the more massive it becomes. As is approaches the speed of light, an object becomes more and more massive and so more and more energy is required to keep it in motion—which is why it’s impossible for anything with mass to reach the speed of light. Only the particles that carry light, photons, can travel at the speed of light—because they’re massless. Special relativity also tells us that time is relative to the observer. If Person A is standing still and observing Person B run a race, the time that elapses between the start and finish isn’t the same for both of them—time depends on the relative speeds of their reference frames. The faster you travel, the slower time goes for you—if you’re holding a clock, it will tick slower. The closer you are to the speed of light, the slower time ticks, and when you’re actually travelling at the speed of light, time won’t pass at all. Photons, therefore, don’t experience time. To us, light travel extremely fast, but it still takes time for it to travel (299,792,458 m/s)—but that’s relative to our reference frame; our place as an observer. To photons, they leave one place and arrive at their destination in the exact same instant. To photons, the universe begins and ends at the same time.

Saturday 15 June 2013

Resiko Seorang Astronot

Tahun 1988 hingga 1999 ada enam astronot yang tinggal dan bekerja di ruang angkasa. Mereka tinggal di stasiun ruang angkasa Rusia, MIR.

Sekarang laporan kesehatan mereka baru dirilis karena para astronot meminta penundaan sepuluh tahun sebelum publik tahu. Dan sekarang kita tahu masalahnya, apa akibat nyata dari hidup di luar angkasa.
Sebelum ke luar angkasa, para astronot tentunya mengikuti tes kesehatan. Tes ini penting untuk memeriksa bagaimana kondisi sebelum, selama dan sesudah misi antariksa.  Hanya orang yang super sehat yang boleh menjadi astronot. Berikut apa saja hasil tes kesehatan mereka selama dalam  misi.
Selama tujuh misi yang berlangsung dari 14 hingga 189 hari, hanya ada sedikit masalah kesehatan yang dialami para astronot. Itu selama di luar angkasa. Biasalah, seperti yang kita rasakan, sakit kepala, insomnia atau sembelit. Masalah biasa dan sebelum berangkat mereka sudah dibekali segala jenis obat.


Sekarang mereka pulang. Bagaimana kesehatan mereka saat hidup kembali di bumi?
Bahkan walaupun saat berangkat para astronot adalah orang yang super sehat, saat pulang? Well, tubuh mereka sudah beradaptasi dengan kondisi tanpa berat. Di ruang angkasa pengaruh gravitasi bumi begitu kecil sehingga praktis mereka tidak bermasalah dengan berat. Saat mereka pulang, sistem tubuh mereka mengalami kejutan. Shock!
Jantung sudah beradaptasi dengan gravitasi rendah, ia tidak bekerja keras untuk memompa darah ke kepala. Akibatnya tingkat hemoglobin dan tekanan darah mereka rendah. Dan begitu keluar dari kapal untuk menginjakkan kaki di bumi mereka bisa kesulitan berdiri. Kalaupun berdiri mereka akan sempoyongan dan bahkan pingsan.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak gravitasi mikro pada tulang dan otot. Secara normal mereka menopang berat tubuh. Di ruang angkasa, mereka cenderung meluruh karena tidak ada beban tanggungan. Untuk mencegahnya, astronot harus latihan di treadmills dan sepeda statis saat di ruang angkasa. Walaupun begitu, tetap saja mereka kehilangan sekitar 2 persen massa tulangnya setiap bulan!
Logo Misi Apollo
Hal yang sama juga dirasakan oleh astronot dari ISS. Otot mereka memiliki kekuatan 30% hingga 40% di bawah kekuatan otot normal. Setara dengan kakek-kakek berusia 80 tahun!
Ini mengapa kita sampai sekarang belum mengirim orang ke Mars. Ke Bulan sih bisa, misi Apollo 11 (http://www.faktailmiah.com/2010/08/30/neil-armstrong-pernah-mendarat-di-bulan.html) misalnya, hanya memakan waktu 8 hari pulang pergi (termasuk 21 jam 36 menit di permukaan bulan). Ingat gravitasi bulan hanya seperenam bumi.  Tapi kalau ke Mars, dengan teknologi sekarang waktu perginya saja perlu 9 bulan. Katakanlah ia sehari saja di Mars, pulang lagi perlu 9 bulan, jadinya 1 tahun setengah. Tapi mereka mungkin akan lama di Mars. Masalahnya, bahkan saat berada dalam gravitasi Mars, yang 38% bumi, (2.2 kali lipat bulan) para astronot akan terlalu lemah untuk bekerja dan bisa pingsan dan patah tulang.
Gimana orang biasa mau pergi ke planet lain coba, kalau astronot saja jadi bakal seperti kakek-kakek gitu kekuatannya? Ada teknik sih disarankan para ilmuan. Mulai dari penggunaan pemutar sentrifugal raksasa untuk meniru efek gravitasi hingga pengembangan sebuah pil yang dapat memblokade lenyapnya massa tulang dan otot. Tapi ada juga yang bilang, kalau gitu olahraga saja yang lebih keras lagi. Dan satu lagi masalah bagi astronot, mereka cenderung kehilangan nafsu makan. Bayangkan saja, tiap hari makanannya hanya pasta doang. Yup, makanan astronot hanya berbentuk odol. Walaupun rasanya macem-macem. Hal ini agar dapat dicerna tubuh. Seperti orang yang gak punya gigi gitu, tapi masih mending ga punya gigi, masih bisa makan nasi biarpun hanya ditelan. Usus astronot tidak bakal mampu mencerna nasi. Makan pasta terus tentu membuat selera makan lenyap dan ini juga yang membuat mereka tambah lemah. Saat ini para ilmuan sedang mengembangkan makanan pasta yang super kaya dengan protein untuk astronot, jadi biarpun hanya makan sedikit, kebutuhan gizi untuk regenerasi otot mereka mereka mencukupi.
Ini juga mengapa menjadi astronot bukanlah hal yang gampang. Proses seleksinya gila-gilaan. Saat seleksi astronot untuk stasiun ruang angkasa MIR tahun 1988 hingga 1999, ada 1065 kandidat dari seluruh Eropa. Kandidat ini bukan kepengen sendiri loh, tapi dicalonkan oleh masing-masing pihak yang terlibat. Dari 1065 orang ini, akan diseleksi 13 orang saja. Cara seleksinya? Sebagian besar gugur saat tes akademik dan profesional serta sejumlah besar  tes kesehatan. Kedengarannya biasa saja, tapi itu baru tes pertama dan disini sudah gugur 793 orang.
Kandidat yang tersisa diuji lagi kesehatan fisik dan jiwanya. Pandangan dan pendengaran harus tajam dan ukuran tubuhnya harus pas dengan kapsul Soyuz yang sempit dan akan mengantarkan mereka ke Mir. Mereka harus tahan dalam kondisi terbalik sambil diputar dengan kecepatan 30 putaran per menit. Yang mabok? Out!


Bumi dilihat dari bulan
Kandidat lalu diletakkan dalam mesin pemutar sentrifugal dan diputar hingga 8 kali kekuatan gravitasi bumi selama 30 detik. Pingsan? Out!
Sisanya disuruh duduk di sebuah kamar yang kondisinya sama dengan berada pada ketinggian 10 ribu meter. Lalu kamar mesin ini dikondisikan seperti membawa orang ke permukaan bumi hanya dalam waktu 30 detik! Itu artinya sama dengan naik kendaraan berkecepatan 1200 km/jam. Pingsan? Out!
Sisanya disuruh lari sesuai dengan usianya. Kalau usianya 40 tahun, ia harus lari 1 kilometer dalam waktu maksimal 4 menit 10 detik, dan harus lari cepat (sprint) menempuh 100 meter dengan waktu maksimal 16.8 detik. Gak mampu? Out!
Di final mereka akan di wawancarai oleh para manajer antariksa Eropa. Dan disinilah mereka akan ditentukan siapa pemenangnya.
Setelah terpilih, mereka belum tentu pasti berangkat. Mereka harus ikut program latihan dasar. Setelah program selesai, mereka dikirim ke fasilitas Star City di dekat Moscow. Disini mereka harus ikut program latihan khusus misi. Calon astronot tinggal di fasilitas selama berbulan-bulan dan mengikuti berbagai pemeriksaan kesehatan. Dan akhirnya, dua atau tiga minggu sebelum hari peluncuran, mereka dikarantina total untuk menghindari infeksi apapun. Barulah pada hari H mereka nongol, berpakaian keren dan siap berangkat ke luar angkasa dan mengabdikan diri bagi sains dan negara dengan resiko mendadak jadi kakek-kakek berusia 80 tahun.
Tertarik?
Referensi silang
  1. ClĂ©ment, G.; Hamilton, D.; Davenport, L.; Comet, B. 2010. Medical survey of European astronauts during Mir missions. Advances in Space Research, Volume 46, Issue 7, p. 831-839.
  2. Compton, W.D. 1989. Where No Man Has Gone Before: A History of Apollo Lunar Exploration Missions, NASA SP-4214 in the NASA History Series.
  3. Fitts, R.H., Trappe, S.W., Costill, D.L., Gallagher, P.M., Creer, A.C., Colloton, P.A., Peters, J.R., Romatowski, J.G., Bain, J.L., Riley, D.A. 2010. Prolonged Space Flight-Induced Alterations in the Structure and Function of Human Skeletal Muscle Fibres J Physiol
  4. Marchant, J. 2010. Space trips make us Weak at the Knees.  New Scientist, 28 August 2010, pp.8-9
Tidak ada itu yang disebut dengan sekolah/universitas paling keren, fakultas paling elit, jurusan paling hebat. Kalaupun ada, biarin saja orang lain sibuk membangga2kannya, membicarakannya.

Bagi kita, yang membuat keren, elit atau hebat proses belajar itu adalah kita sendiri. Lakukan yang terbaik, terus belajar sungguh2, mencintai prosesnya, maka semua akan dengan sendirinya keren, elit dan hebat. Jadi jangan cemas memilih pendidikan masa depan.
Berangkatlah melakukan perjalanan. Tengok banyak sudut dunia--meskipun dunia ini bulat, jadi tdk ada sudutnya. Datangi banyak tempat, pelajari banyak hal. Kita kadang salah paham dalam banyak, simply karena kita tidak mengerti. Kita tidak tahu betapa indahnya sesuatu, simply karena kita tidak mengenalnya dengan baik. Sesuatu yang istimewa itu boleh jadi datang dari hal-hal penuh misteri. Dan kalau saya boleh bergurau, peperangan dunia ini bisa berkurang banyak jika orang saling mengenal dengan baik.

Berangkatlah! Jangan menatap dunia dari jendela itu2 saja. Jika punya keterbatasan, lakukan dalam skala terbatas. Menyisir kota, kampung tempat tinggal sendiri juga perjalanan melihat dunia. Kita tidak bicara soal jumlah, jauh, seberapa banyak, kita bicara tentang melihat dunia. Maka semoga itu bisa mencerahkan.
  
                                                                                                                                           ~ Darwis Tere Liye ~

I know this is probably a really dumb question, but why do people cry when they cut up onions?

There are no dumb questions on this blog, my friend! I’ll bet a bunch of people are currently reading this thinking MAN I’D REALLY LIKE TO KNOW THAT TOO.
So, let’s talk CHEMISTRY. When onions are grown, they absorb sulfur from the earth, which creates a kind of volatile, organic molecule called amino acid sulfoxides. These form sulfenic acids in the onion cells, and they’re kept separate from enzymes (complex proteins that cause chemical changes). By cutting an onion, you’re actually breaking its cells—so enzymes are now free to mix with the acids. Together they form a sulfur gas called propanethiol S-oxide, and this wafts right up towards your eyes without mercy.
When it reaches them, the gas reacts with the water in your eyes and forms a mild sulfuric acid, which is what causes the REALLY irritating pain. As a defence mechanism, you reflexively tear up to wash the irritant away.
So when you cry, it’s not due to being emotional about cooking, it’s because you have SULFURIC ACID IN YOUR EYES.
That’s pretty badass.