Pages

Tuesday 6 August 2013

PRAKTIKUM FIS100 2013 (Tambahan Bab Baru)

INI DIA REVISI BAB BARU DI PRAKTIKUM FISIKA 100, BAB YANG BARU INI TIDAK JAUH BERBEDA DENGAN BAB SEBELUMNYA HANYA BEDA SAAT PRAKTIKNYA SAJA DENGAN PRINSIP FISIKA YANG SAMA.

sebelum memasuki praktikum biasanya dimulai dengan doa dan lanjut KUIS..

selama KUIS mahasiswa tidak usah khawatir dengan soal susah dan panjang lebar..

di fisika, kuis selama praktikum ini tidak sepenuhnya berhubungan dengan lab. bisa saja diluar praktikum (soal bonus dll). oleh karena itu belajar tidak usah terlalu serius. cukup  dihayati dan dinikmati saja. dibandingkan dengan praktikum biologi dan kimia, dapat dibilang praktikum fisika ini cukup dan paling santai..

BAB I TEORI PENGUKURAN DAN KESALAHAN

untuk bab ini hanya diberikan materi oleh asprak yang bersangkutan. cara perhitungan dan pengolahan data dengan menggunakan kalkulator.

oleh karena disarankan membawa KALKULATOR untuk praktikum bab ini dan BAB selanjutnya. (ex: rataan, standar deviasi, ragam dll).

dalam bab ini tidak ada penulisan laporan.

BAB II PENGUNAAN ALAT-ALAT UKUR

bab ini sudah mulai menggunakan alat ukur seperti jangka sorong dan mikrometer sekrup yang digunakan untuk mengukur panjang dan diameter silinder kayu atau logam yang disediakan.

selama pembahasan, yang paling disinggung dalam bab ini adalah ketidakpastian selama pengukuran. ketidakpastian disebabkan oleh beberapa faktor saat melakukan praktikum di lab. hasil data yang diperoleh pun sebaiknya dinyatakan dengan notasi ± atau menggunakan jumlah angka signifikan. 1/2 nst dari jangka sorong adalah 0,001 sedangkan 1/2 nst dari mikrometer sekrup adalah 0,0005. nst merupakan nilai skala terkecil yang dijelaskan pada bab 1 sebelumnya(baca modul panduan praktikum). kesalahan yang terjadi tidak hanya dari kesahan kalibrasi dan titik nol, namun juga dapat disebabkan oleh keterampilan masing-masing individu dalam melakukan pengukruan.

untuk mahasiswa biasanya bingung dalam menentukan daftar pustaka, saya lampirkan beberapa dapus yang dapat kalian pelajari atau copas saja karena tidak mau ambil pusing.. (mahasiswa terampil hanya kenal CTRL+C dan CTRL V )  =D

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. Aserway, raymond dan jerry S. 2003. college Physics International Student Sixth. canada: Thomson Brooks cole

3. Tim penyusun. 2010. Modul Praktikum Fisika Tingkat Persiapan Bersama.Bogor:IPB

bagaimana dengan daftar pustaka dari web, wikipedia, dan blog,? boleh saja tergantung dari kesepakatan asprak tertentu nantinya.

maksimal daftar pustaka? biasanya standar asprak minimal 3 buah sumber

BAB III PERCEPATAN GERAK PADA BIDANG MIRING

bab ini lumayan sederhana. Tujuannya untuk mencari percepatan kereta dengan menggunakan beban. Beban yang dimaksudkan untuk menghindari efek gesekan yang besar saat kereta menuruni bidang miring. Sehingga error yang didapatkan saat pengolahan data nanti cukup kecil. (bukan berarti error yang didapatkan >50%, praktikum benar-benar salah. Tidak masalah error besar, asalkan dibahas di pembahasannya nanti) alat yang dibutuhkan, selama praktikum adalah

1.kereta

2. stopwatch

3.papan statip

kesalahan yang sering terjadi adalah keterampilan setiap praktikan diuji dalam mengolah data. dalam pengolahan data bilangan angka penting sangat diperhatikan. selebihnya anda dapat membahasnya lenbih lanjut, diantaranya :

a. Kesalahan praktikan tidak menaruh beban saat praktikum, sehingga efek gesekan sangatlah besar.

b. Lintasan yang dicatat tidak akurat (bergantung pada xo dan xt).

c. Hal yang paling sering terjadi kesalahan adalah penggunaan stopwatch yang tidak tepat dan akurat saat kereta sampai di bagian bawah bidang miring.(tombol beberapa stopwatch juga menjadi kendala, karena buatan china itu agak keras tombolnya, heeh).

untuk dapus:

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga

4. Aserway, raymond dan jerry S. 2003. college Physics International Student Sixth. canada: Thomson Brooks cole

5. Tim penyusun. 2010. Modul Praktikum Fisika Tingkat Persiapan Bersama.Bogor:IPB

BAB IV HUKUM II NEWTON

bab ini banyak mengaplikasikan HUKUM II NEWTON. percepatan sebuah benda yang diberi gaya adalah sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. pembahasan mengacu pada data yang didapatkan seperti berat benda dan berapa kecepatan gravitasi yang didapatkan dalam SI. membahas ketelitian data yang diadapat. Jangan takut jika ketelitian data kecil, tulis saja pada buku laporan anda jika hasilnya memang kecil. namun di pembahasan bahas tuntas kenapa ketelitiannya menjadi kecil dan  faktor apa yang mengakibatkan ketelitian menjadi kecil. jabarkan secara terperinci.

Kesalahan yang sering terjadi:

a. Lintasan yang dicatat tidak akurat (bergantung pada xo dan xt).

b. Hal yang paling sering terjadi kesalahan adalah penggunaan stopwatch yang tidak tepat dan akurat saat kereta sampai di bagian bawah bidang miring.(tombol beberapa stopwatch juga menjadi kendala, karena buatan china itu agak keras tombolnya, heeh).

c. saat menggantungkan beban diujung, beban sampai di lantai terlebih dahulu. Sehingga pencatatan waktu menjadi tidak akurat.

d. Medan magnet pada pangkal xo dan xt. Juga berpengaruh saat mencatat data.

dapus:

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

BAB V GERAK MENGGELINDING PADA BIDANG MIRING

Bab ini tidak berbeda jauh dengan praktikum hukum newton, dengan hukum kekekalan energi kita dapat menentukan momen inersia suatu benda.

Ketika di lab, assisten praktikum akan menentukan benda inersia apa saja yang akan digunakan yaitu bola pejal, silender pejal dan silinder berrongga.

Selama praktikum nanti, lab akan dipenuhi oleh suatu benturan-benturan keras (seperti suara pabrik). Oleh karenanya, usahakan benda tidak sampai jatuh ke lantai. Karena lantainya bisa seketika pecah saat menerima beban yang dibilang lumayan berat ini.

Kesalahan:

1. Saat benda ditaruh di puncak bidang miring lintasan menurunnya tidaklah stabil (dalam garis lurus). Sehingga membuat lintasan yang tidak ideal dan berpengaruh kepada perhitungan inersia.

2. Penggunakan stopwatch yang tidak teliti.

Daftar pustaka

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga

BAB VI HUKUM ARCHIMEDES

BAB yang memerlukan konsentrasi tinggi. karena bab ini memerlukan waktu yang relatif lebih lama (biasanya). tujuannya untuk mencari kerapatan benda padat dan cair dengan menggunakan hukum archimedes. Ada 3 percobaan yang dilakukan.

1. mengukur diamter dan tinggi silinder logam, mengukur tebal kayu dan keping gelas. kemudian menimbang beratnya dengan nerace teknis.

2. mengisi becana kaca dengan air, kemudian menggantung silinder logam pada lengan timbangan dengan seutas benang nilon., catat datanya.

3. balok kayu digantung (kerapatannya lebih kecil dari air) dan pembenam. catat skala timbangan sebagai m1, kemudia balok kayu dan pembenam seluruhnya tercelup di air dan catat sebagai m2.

ketelitian yang dicapai oleh mahasiswa biasanya beragam, jika beragam bahas pembahasan yng diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu landasan yang bergetar(tiang statis), timbanga yang kurang teliti dan keterampilan itu sendiri..

Daftar pustaka

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga

BAB VII HUKUM OHM DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

rangkaian listrik terutama resistor dalam bab ini diukur menggunakan teori gelang warna dan rumus hukum ohm (jika paralel dan seri).

dalam pelaksanaannya, diberika 1 resistor dengan 4 warna yang berbeda. cirinya 3 warna yang berdekatan merupakan besar resistor dan 1 warna yang agak berjauhan merupakan toleransi (hanya warna emas, silver dan tidak berwarna)

clip_image001

Hukum Ohm merupakan R=V/I dimana R=hambatan, V(tegangan) dan I(arus).

resistor dinamakan hambatan karena jika suatu rangkaian listrik diberi resistor maka arusnya akan mengecil. jika hambatan semakin besar makan nilai arus akan menuju 0. Harus diingat Amperemeter yang digunakan untuk menghitung arus dalam rangkaian selalu dipasang SERI terhadap resistor, sedangakan Voltmeter untuk mengukur besar tegangan dalam rangkaian selalu dipasang PARALEL terhadap resistor.

untuk percobaan Gaya gerak Magnet, arus listrik yang muncul karena perubahan fluks magnet. saat batang magnet utara dimasukkan ke dalam kumparan maka jarum akan menunjukkan ke kiri , sedangkan magnet Utara dikeluarkan dari kumparan jarum akan menunjukkan ke arah kanan. dan sebaliknya untuk selatan.

proses yang terjadi selama dimasukkan magnet adalah jumlah garis gaya magnet  yang bertambah banyak didalam kumparan, bertambahnya garis gaya ini menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan yang menyebabkan arus litrik mengalir menggerakan jarum galvanometer.

Kesalahan selam praktium yang sering terjadi adalah keterampilan penganmat yang tidak fokus.

Daftar Pustaka:

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

3. Mulyadi,Memet. 2009. Induksi Elektromagnetik (materi IPA kelas 9 SMP).[terhubung berkala].www.memetmulyadi.wordpress.com.

    8  desember 2010

4. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga

BAB X PEMBIASAN DAN PEMANTULAN

bab terakhir ini, bab yang penulisan laporannya on the spot(biasanya) atau langsung dikumpulkan hr itu juga.

praktikan harus memahami isi dari hukum snellius terlebih dahulu dimana,

Hukum Snellius I

Adapun bunyi Hukum Snellius I adalah :

“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang datar.”

clip_image003

Hukum Snellius II

Adapun bunyi Hukum Snellius II adalah :

“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai konstanta dinamakan indeks bias(n).”

clip_image005

perlu diketahui juga indek bias akan semakin besar seiiring dengan kerapatan yang meningkat. untuk udara= 1, air=1.33 dan kaca=1.5

sehingga jika cahaya dari udara memasuki medium yang indeks biasnya biasnya rapat maka sinar biasnya akan semakin merapat dengan garis normal dan sebaliknya.

kesalahan yang sering terjadi adalah, alat yang sudah lama untuk pengukuran indeks bias air. karena angka yang sudah kabur. serta kekeruhan air mempengaruhi perhitungan indeks bias air. untuk indeks bias kaca kesalahan  yang sering terjadi pada keterampilan praktikan itu sendiri.

daftar pustaka.

1. giancoli,douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. jakarta:erlangga

2. halliday and resnick. 1991.Fisika Jilid 1. jakarta:Erlannga

3. Tipler,P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. Jakarta:Erlangga